"Assalamu 'alaikum, Yaa Akhi." Sapa seorang gadis berkerudung biru itu padaku.
Spontan, perhatianku pun tertuju padanya, Riska. Seorang gadis dari Fakultas Tarbiyah jurusan Ilmu Biologi.
"Alaikissalam, Ukhti." Jawabku sembari sedikit menyunggingkan senyuman kecil.
"Udah lama?" Tanya nya lagi.
"Ah, engga ko? Baru nyampe barusan juga, belum habis kopi 3 gelas. haha." Jawabku dengan sedikit bercanda.
Aku menatap dalam mata hitam kecoklatannya, seorang gadis yang sedari SMA terus ku kagumi. Ia pun duduk di bangku didepanku.
Suiter putih dan celana jeans biru pudar nya nampak serasi dimataku. Entah kenapa, dari penampilannya, ia ga beda jauh dari setiap gadis yang ku temui sehari-hari, entah itu dilorong kampus, di kelas, di kantin, atau ditempat-tempat lainnya. Tapi gadis inilah yang selalu mencuri pikiranku disetiap malam, maupun waktu senggangku.
"Angger ikh, ngeliatinnya teh sok gitu wae? kenapa?" Tanya nya membuyarkan lamunanku.
"Pede! orang lagu ngelamun. Tahu sendiri kan, dari jaman Firaun baru lulus TK sampe sekarang, hobi gue emang cuma ngelamun ama uujanan." Jawabku ketus.
Riska kemudian mengeluarkan sebuah buku paket dan buku catatan dari dalam tas yang sedari tadi setia berada di pundaknya.
"Ngerjain tugas lagi?" Tanyaku. "Angger ngerjakeun tugas teh dikantin, cing atuh di Mc'D sakali-kali mah." Lanjutku iseng.
"Mau nraktir deh kalo ke Mc'D?" Timpalnya menyerangku balik.
"Nya sugan weh nu geus jadi Ibu guru geus gajihan." Lanjutku ga mau kalah.
"Maunya..!!" jawabnya, lalu kembali menenggelamkan dirinya kembali pada buku-buku didepannya.
Yah, itulah dia. Seorang gadis yang orientasi hidupnya untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang guru, dan terus berusaha untuk mengejar lebih, demi masa depannya. Dan itulah kenapa aku hanya bisa ada disini untuk melihatnya. Tanpa pernah berani untuk mengutarakan apapun pada gadis ini. Karena aku tahu, cita-citanya tidak akan goyah hanya karena sesuatu hal sepele bernamakan 'cinta'. Dan itu jugalah jawaban dari kenapa aku selalu mengaguminya dari dulu. Karena dia benar-benar berbeda dari gadis lain yang pernah kukenal, setidaknya di mataku.
Entah akan jadi seperti apa masa depan nanti, apakah kami tetap seperti ini. Atau apalah jadinya. Asalkan senyuman itu tidak pernah lepas dari wajahnya, bagiku itu semua sudah lebih dari cukup. Dan seandainya nanti buku yang sedang kukerjakan benar-benar selesai, aku akan menyelipkan cerita tentang kami berdua didalamnya. 'Tentang sesorang yang selalu ingin jadi bayangan bagi jiwa yang dicintainya'
Oleh : elrohimy
Kunjungi juga isengaji.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar